Jumat, 28 Februari 2014

Keberadaan Alien Berdasarkan Al-Quran

Apakah benar kitab suci umat Islam mengakui keberadaan mahluk planet lain? Masalah ini selalu menjadi kajian menarik para ahli tafsir. Ada yang mengamini, dan ada pula yang menampiknya.

Berikut ini salah satu kajian yang ditulis oleh Yudi N. Ihsan, pegiat pengajian di Bremen, Jerman. Terlepas dari shahih atau masih perlu dikaji kembalinya tulisan Yudi N. Ihsan, berpulang kepada diri kita masing-masing.

Singkat kata, selamat membaca...

 
 ifanobi.com


Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar sepanjang masa. Pertamakali dibukukan di jaman Khalifah Abu Bakr, lalu pembukuannya disempurnakan di jaman Khalifah Umar bin Khathab. Sedangkan di jaman Khalifah Utsman mulai ditetapkan bentuk hurufnya serta diperbanyak sehingga dikenal istilah Rosam Utsmani. Ilmu tata bahasa al-Qur’an (nahwu dan sharaf) mulai diperkenalkan di jaman khalifah Ali bin Abi Thalib.

Salah satu keistimewaan al-Qur’an adalah memungkinkan penafsirannya yang terus berkembang dan selalu up to date. Salah satu contohnya adalah yang terdapat di dalam surat Ar-Ra’du (13) ayat 15.

Dan hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) “Man” yang ada di langit dan di Bumi, baik dengan kemauan sendiri (taat), ataupun terpaksa, begitupula bayang-bayangnya (ikut sujud) di pagi dan petang hari (QS 13:15).

Ayat tersebut menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi. Lalu siapakah yang dimaksud “Man” di dalam ayat ini?

1. Di dalam tata bahasa al-Qur’an (arab) “Man” menunjukan makhluk yang diberi akal. Sedangkan makhluk berakal yang diciptakan Allah swt ada 4, yaitu: Malaikat, Iblis, Jin, dan Manusia. Oleh sebab itu makhluk-makhluk lain seperti binatang, tumbuhan, atau benda mati tidak bisa disebut “Man” tetapi disebut “Maa”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka “Man” bermakna “Siapa” dan “Maa” bermakna “Apa”.

2. Ciri-ciri “Man” yang dimaksud di dalam ayat di atas adalah:
a) Sujud dengan taat kepada Allah;
b) Sujud dengan terpaksa kepada Allah; dan
c) Memiliki bayang-bayang.
Ayat tersebut berbunyi: Walillahi yasjudu Man fi ssamaawaati wal ardhi, jika diterjemahkan menjadi: Dan kepada Allah “Man” di langit dan di Bumi bersujud/beribadah. Itu bunyi paragraf pertama dari ayat tersebut.

Paragraf ini menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi yang bersujud/beribadah kepada Allah. Lalu dilanjutkan dengan kalimat: Thou’an wa karhan wa dzilaluhum…., jika diterjemahkan menjadi: Taat, dan terpaksa, dan bayang-bayang mereka…… paragraf ini menjelaskan cirri-ciri “Man” yang dimaksud pada paragraf pertama. Bahwa sujud/ibadahnya si “Man” yang dimaksud di atas kadang kala taat, kadang terpaksa, dan mereka memiliki bayang-bayang.

3. Perlu diketahui lagi bahwa kata As-samaawaati pada ayat tersebut berbentuk jamak. Sehingga menjadi petunjuk bahwa “Man” yang berada di luar planet Bumi akan tersebar di banyak planet lain.

4. Jika melihat ciri-ciri tersebut diatas maka tidak mungkin yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Malaikat, karena Malaikat selalu patuh kepada Allah, tidak pernah terpaksa, dan tidak memiliki bayang-bayang.

5. Juga tidak mungkin yang maksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Iblis, karena Iblis tidak pernah taat kepada Allah serta tidak memiliki bayang-bayang.

6. Dan tidak mungkin pula yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Jin. Walaupun ada Jin yang taat dan terpaksa, tetapi Jin tidak memiliki bayang-bayang.

7. Maka yang dimaksud dengan “Man” pada ayat tersebut adalah makhluk seperti manusia. Yaitu mahkluk yang kadang kala taat, atau terpaksa serta memiliki bayang-bayang. Oleh sebab itu, ayat tersebut menjadi petunjuk adanya makhluk berakal seperti manusia di luar planet Bumi.

Disamping “Man”, di luar planet Bumi pun Allah swt pun menciptakan “Maa” dari kelompok binatang melata. Sebagaimana firman Allah swt di dalam surat An-Nahl (16) ayat 49.

Dan hanya kepada Allah-lah sujud “Maa” yang melata yang ada dilangit dan “Maa” yang melata yang ada di Bumi. Dan para Malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri. (QS 16:49).

Ayat tersebut menjelaskan adanya “Maa” dan “Malaikat” di langit dan di Bumi yang selalu sujud kepada Allah serta tidak sombong. Pada ayat ini tidak ada istilah terpaksa, sebagai bukti bahwa Malaikat dan “Maa” selalu sujud dengan taat kepada Allah swt.

Mengakhiri pembahasan tentang makhluk di luar Bumi maka silahkan simak firman Allah swt di dalam surat Asy-Syura (42) ayat 29.

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah menciptakan langit dan Bumi dan “Maa” yang melata yang Ia sebarkan pada keduanya. DAN IA MAHA KUASA UNTUK MENGUMPULKAN (MEMPERTEMUKAN) SEMUANYA (MAKHLUK LANGIT DAN BUMI) APABILA IA BERKEHENDAK (QS 42:29).

Ayat tersebut menjadi petunjuk adanya kemungkinan pertemuan (interaksi) antara manusia yang ada di langit dengan manusia yang ada di Bumi bahkan kemungkinan saling berjodoh, tentunya jika Allah swt sudah berkehendak. Wallahu a’lam bishowab.

Kamis, 10 Januari 2013

Rahasia Warna Langit Saat Waktu Shalat

 
Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka beresonansi dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu ). Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, frekuensi otot, saraf dan tulang.

Tahukah anda bahwa warna merah yang dipancarkan oleh alam ketika itu mempunyai resonansi yang sama dengan jin dan syaitan. Kita lebih baik untuk berada di dalam rumah pada waktu magrib ini.
Suka perhatiin ga, kalau waktu selepas subuh apalagi menjelang siang, warna langit itu (kalau cerah) berwatna biru yang diselingi dengan merah (orange) yang dihasilkan oleh sinar mentari yang mau terbit. Seperti yang dilansir semprotin.

Dalam islam tidur setelah subuh itu ga boleh gan karena akan ketinggalan rizki. Seperti Sabda Rasulullah,
Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi harinya
(HR. Abu Dawud no. 2606, Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236, shahih
At-Targhiib waTarhiib no, 1693)

Selain itu, mengapa kita tidak dibenarkan tidur selepas subuh adalah karana warna biru mempertenagakan kelenjar tyroid. Bila kelenjar tyroid kita lemah seseorang itu akan mengalami masalah kehausan sepanjang hari.

Pada Waktu Subuh Alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh. Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahasia yang berkaitan dengan rizki dan komunikasi. Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuhnya ataupun terlewat secara berulang-ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rizki.

Ini karena tenaga alam yaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad dalam keadaan tidur dalam arti kata lain lebih baik terjaga daripada tidur. Disini juga dapat kita ambil hikmah untuk solat di awal waktu.

Bermulanya saat azan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonansi pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang tidak optimum lagi. 
Ketika ini warna kuning mendominasi atmosfera. Mengurangi makan pada waktu kuning (siang hari) ialah amalan yang terbaik untuk menjaga supaya pemikiran menjadi kreatif, tajam, dan peka. Ini adalah mengapa kita amat digalakkan untuk melakukan puasa sunah Senin dan Kamis untuk menggurangi beban kerja organ pencernaan.
Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Warna kuning ini mempunyai rahasia yang berkaitan dengan keceriaan. Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Zuhurnya berulang- ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya.

Kemudian warna alam akan berubah kepada warna orange, yaitu masuknya waktu Ashar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovarium dan testis yang merangkumi sistem reproduktif.

Rahasia warna orange ialah kreativitas. Orang yang kerap tertinggal Asar akan hilang daya kreativitasnya dan lebih malang lagi kalau di waktu Asar dipakai buat tidur.

Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka beresonansi dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu ). Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, frekuensi otot, saraf dan tulang.

Tahukah anda bahwa warna merah yang dipancarkan oleh alam ketika itu mempunyai resonansi yang sama dengan jin dan syaitan. Kita lebih baik untuk berada di dalam rumah pada waktu magrib ini.
Apabila masuk waktu Isya, alam berubah ke warna merah dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isya ini menyimpan rahasia ketenteraman dan kedamaian dimana frekuensinya bersamaan dengan sistem kawalan otak.
Mereka yang kerap ketinggalan Isyanya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam Kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam dimana keseluruhan sistem
tubuh berada dalam keadaan relax / istirahat..


Rabu, 02 Januari 2013

Terbukti 8 Agama Besar Dunia Semua Menyembah Allah

 
Tanpa kita sadari ternyata mitologi telah berkembang begitu kuat dan mempengaruhi pondasi berpikir kita. Phanteism, salah satu ajaran filsafat kuno yang dasarnya menempatkan Tuhan sebagai satu kesatuan dan wujudnya berada di mana-mana telah memberi pengaruh yg begitu dalam thd Paulus dalam membentuk keyakinan Kristiani dan juga
berkembang di India menyusup ke dalam agama Hindu. Selain itu pantheism ternyata juga berperan besar membentuk kepercayaan ‘agama-agama’ Asia Timur spt Buddha, Konghucu dan Taoism di China.
Keyakinan ttg pantheism ini telah berurat akar dalam pola pikir penganut agama-agama besar sehingga mereka tidak lagi memahami kitab suci yang sesungguhnya, namun lebih banyak ‘melestarikan adat dan tradisi’ yang beranak-pinak dari leluhur mereka. Sementara utk memahami Konsep Ketuhanan agama-agama, kita harus meneliti apa yang dikatakan kitab suci masing-masing bukan mencari sumbernya dari tradisi-tradisi kuno.
Dan sekali lagi, tanpa kita sadari jika meneliti kitab suci maka kita akan menemukan bahwa agama-agama besar ternyata memiliki Konsep Ketuhanan yang sama, menyembah pada satu Tuhan, Allah SWT.
Berikut Konsep Ketuhanan 8 Agama Terbesar di Dunia menurut Kitab Suci mereka. Diurutkan berdasarkan jumlah populasi pengikutnya masing-masing.

1. KRISTEN
Agama dengan populasi penduduk terbesar saat ini, 2.1 miliar pemeluk di seluruh dunia, terkonsentrasi di Eropa, Amerika, Australia dan Afrika Tengah & Selatan.
Konsep Ketuhanan menurut Alkitab :
Markus 12:29 “Maka jawab Yesus kepadanya, hukum yang terutama adalah ‘dengarlah hai Israel, adapun Allah Tuhan kita adalah Tuhan yang Esa’”
John 5:30, “Maka aku tdk boleh berbuat satu apa pun dari mauku sendiri, spt aku dengar begitu aku hukumkan dan hukum itu adil adanya, karena tiada aku coba hukum sendiri melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus aku.
Berapa Tuhan Kristen? Trinitas (3 in 1)? Bukan, satu Allah Tuhan Yang Esa.

2. ISLAM
Agama Islam dengan populasi penduduk kedua terbesar di dunia, sekitar 1.7 miliar dan terkonsentrasi di Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika Utara dan Asia Tenggara.
Konsep Ketuhanan menurut Al-Quran :
Al Ikhlas 1-4 “Katakanlah, ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
Berapa Tuhan Islam? Satu, Allah Tuhan Yang Esa.

3. HINDU
Agama Hindu memiliki populasi ketiga terbesar dengan jumlah sekitar 800 juta jiwa dan terbanyak berada di India, Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Konsep Ketuhanan menurut Wedha :
Chandogya Upanishard, pasal 6 bag 2 ayat 1, “Akkam avidetuim” artinya Tuhan adalah satu.
Sweta Sutara Upanishard psl 6 ayat 9, “Na kasia kasji janita nakadipa” artinya Dia yg tidak memiliki ibu bapak dan tidak memiliki tuan.
Sweta Sutara Upanishard pasal 4 ayat 19, “Natastya pratima asti” artinya Tdk ada yg serupa dengannya.
Ayat di kitab ini sangat familiar dan sangat mirip dengan Al-Ikhlas.
Berapa Tuhan Hindu? 100 Dewa-Dewi? Bukan, satu Allah Yang Esa.

4. BUDDHA
Agama Buddha berkembang sangat pesat di China, Tibet, Thailand dan Asia Selatan. Populasinya sekitar 600 juta jiwa.
Konsep Ketuhanan menurut Buddha : 
Sutta Pitaka, Udana VIII : 3 “Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu”
Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya “Tuhan adalah Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”.
Berapa Tuhan Buddha? Tidak ada konsep Ketuhanan dalam Buddha. Lihat lagi,Tuhan Buddha adalah satu, Allah Tuhan Yang Esa.

5. KONGHUCU
Konghucu lebih tepat dikatakan sebuah aliran drpd agama, namun aliran ini berkembang pesat juga di China dengan jumlah pemeluk sekitar 100-150 juta jiwa.
Konsep Ketuhanan menurut Konghucu :
1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
Hmm… rada mirip juga dengan Rukun Iman ternyata.
Agama Khonghucu juga mengajarkan hubungan antar sesama manusia atau disebut “Ren Dao” dan bagaimana penganutnya melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah “Tian” atau “Shang Di”.
Orang-orang mengatakan Konsep Ketuhanan Konghucu tidak jelas. Mereka keliru, Konghucu mengakui adanya satu Tuhan, Allah Tuhan Yang Esa.

6. SIKHISM
Agama non semitik yang tidak dibawa oleh Nabi namun berkembang pesat di Pakistan dan India di sekitar wilayah Punjab. Sang guru bernama Nanak Shahib. Agama Sikh memiliki sekitar 25 juta jiwa pengikut.
Dalam kitab Sri Guru Granth Shahib vol 1 pasal 1 ayat 1 yang disebut Japoji mul Mantra dijelaskan, “Hanya ada satu Tuhan yg eksis, Tuhan yang tdk tampak wujudnya atau Ek Omkara.”
Sikh adalah agama monotheisme menentang avtarvada (reinkarnasi).
Berapa tuhan Sikhism? Satu, Allah Tuhan Yang Esa.

7. YAHUDI
Agama Yahudi tersebar di Israel, Amerika Utara dan Eropa. Jumlah pemeluknya saat ini sekitar 15 juta jiwa.
Konsep Ketuhanan Perjanjian Lama/Taurat : 
Yesaya Ps. 45 ayat 5, “Akulah Tuhan tdk ada yg lain kecuali Allah.
Keluaran Ps. 20 ayat 3-5, “Jangan ada padamu Allah lain dihadapanku, jangan buat patung yang menyerupai apa pun yg ada di langit dan di bumi dan di dalam air, jangan menyembah pd patung2 itu krn aku adalah Tuhan yg cemburu.”
Ulangan Ps. 5 ayat 7-9, “Jgn ada padamu Allah lain di hadapanku.”
Berapa Tuhan Yahudi? Satu, Yahweh. Salah, satu Allah Tuhan Yang Esa.

8. ZOROASTER
Agama non semitik, dibawa oleh Nabi Zoroaster, agama ini berkembang 2500 tahun yang lalu di persia, sekarang di Iran dan India. Pemeluknya saat ini sekitar 4 juta jiwa.
Konsep Ketuhanan menurut Zoroaster :
Ada 2 Kitab Asatir dan Awesta
Kitab Awesta Buku Kitab Yasna psl 31 ayat 7-11, “Tuhan adalah sang pecipta maha besar, tdk memiliki anak dan orang tua.” Lagi-lagi.. sangat mirip dengan Al-Ikhlas.
Berapa Tuhan Zoroaster? Satu, Allah Tuhan Yang Esa.
Jika setiap agama mengakui hanya ada satu Tuhan, Allah yang Maha Esa, lalu mengapa ada begitu banyak Tuhan dalam kepercayaan dan tradisi-tradisi kuno mereka? Jawabannya mungkin bisa ditelisik dalam kepercayaan pagan, salah satu keyakinan paling tua di dunia yang percaya bahwa Tuhan terdiri dari beberapa unsur seperti dewa-dewi Mesir Kuno, Yunani Kuno, India Kuno, and so on..
Konsep pantheism inilah yang menyusup masuk dalam pola pikir tokoh-tokoh kepercayaan tertentu sehingga para pengikutnya mengikuti dengan sepenuh hati tanpa perlu lagi membuka kitab-kitab suci mereka. Padahal, seandainya semua pengikut agama-agama besar ini menyembah satu Tuhan yang Esa, maka 90% dari populasi dunia adalah pemeluk satu agama, Islam. Sumber keselamatan, rahmatan lil alamin.


sumber: http:// rizkyzone.com dan berbagai media